Fimelacom, Jakarta Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Ia telah menulis beberapa buku yang berjudul, Habis Gelap Terbitlah Terang, Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, dan Panggil Aku Kartini Saja.
Haaiii hhaiii semuaa... Silahkan yang butuh naskah drama untuk acara tutup tahun atau lain sebagainya. Belum perfect siih, tapi semoga bisa membantu. Untuk kritik, saran, atau mungkin request silahkan ke laelasafitri93 ~RADEN AJENG KARTINI~ Narator Raden Ajeng Kartini, sosok pahlawan emansipasi wanita yang telah berhasil memperjuangkan hak yang kini didapatkan oleh para wanita Indonesia. Dimana para wanita Indonesia kini dapat mengenyam pendidikan yang setara dengan kaum lelaki. Berbeda dengan saat terdahulu, dimana kaum wanita hanya bisa menggantungkan nasibnya pada adat istiadat setempat. Seperti halnya Raden Ajeng Kartini yang hanya bisa mengenyam pendidikan dasar, dan itupun tidak sampai tuntas. Terkisahlah pada tahun 1891, Raden Ajeng Kartini harus mengakhiri masa belajar bersama kawan-kawannya di sekolah, yang kemudian harus menerima pinangan dari seorang bangsawan asal Rembang. STEP 1 Ayah Kartini “Kartini... Kemarilah Nak. Kartini.. Kartiniiiiiiiiii” Kartini “Ayah memanggilku, ada apa?” Ayah Kartini “Kartini, aku ingin berbicara padamu.” Kartini “Bicaralah Ayah, aku akan mendengarkan.” Ayah Kartini “Kartini, dua hari yang lalu Raden Aryo Singgih telah datang kepadaku, dia mengutarakan keinginan hatinya untuk meminangmu.” Kartini “Meminangku, Ayah? Diusiaku yang sebelia ini? Tidak Ayah. Aku tidak mau.” Ayah Kartini “Nak, sudah waktunya kau menikah. Terimalah pinangan dari Raden Aryo Singgih. Dia adalah seorang bangsawan Rembang, bersamanya hidupmu akan tercukupi.” Kartini “Ini bukan masalah kecukupan hidupku Ayah, tapi masa depanku.” Ayah Kartini “Masa depanmu telah berada di depan mata. Setelah menikah nanti, itulah masa depanmu.” Kartini “Tidak Ayah. Bukan itu yang aku maksud. Aku tau Ayah, menikah berarti memberhentikan sekolahku. Dan aku tidak menginginkannya. Aku ingin tetap bersekolah Ayah.” Ayah Kartini “Kartini!” membentak Kartini “Ayah, jangan paksa aku.” Ayah Kartini “Jangan mencoba untuk membantah lagi Kartini.” Kartini “Ayah, aku hanya ingin sekolah. Aku tidak ingin dinikahkan terlebih dahulu.” Ayah Kartini “Ini adalah ketetapan adat istiadat, Kartini. Setelah dipingit, kini tibalah saatnya agar kau menikah.” Kartini “Aku mengerti Ayah, tapi setelah menikah hidupku tak lagi sama. Aku ingin menjadi wanita yang berpendidikan, Ayah. Untuk kali ini saja, ijinkan aku untuk bersekolah seperti mereka. Aku mohon Ayah” Kartini berlutut kepada Ayahnya Ayah Kartini “Tidak! Aku adalah ayahmu. Akulah yang berhak menentukan masa depanmu. Kau tak perlu meneruskan sekolahmu itu Kartini. Bisa menulis dan membaca itupun sudah cukup. Kau akan tetap menikah.” Kartini “Ayah . . .” Ayah Kartini meninggalkan Kartini. Kartini “Apakah semua wanita harus sepertiku? Hanya diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan dasar dan kemudian harus dinikahkan. Sedangkan mereka, kaum lelaki, mereka bisa merasakan pendidikan dengan tingkatan yang lebih tinggi. Mereka berhak memimpin. Mereka berhak berbicara. Itu semua karena mereka berpendidikan. Sedangkan aku? Apa hakku? Apa yang bisa kukatakan dan apa yang bisa kulakukan? Kini aku hanya bisa berdiam diri, menerima dan menuruti perintah Ayah. Ini semua tak adil bagiku” monolog STEP 2 Narator Kartini berjalan dan terus berjalan, mencari tempat untuknya mencurahkan kepedihan. Di dalam benaknya hanya terpikirkan sosok para sahabatnya yang kerap dengan setia mendengarkan keluh dan kesahnya. Dilain sisi Rosa Abendanon baru saja menerima sebuah surat dari Kartini, dan ia pun membacanya. Rosa membaca sebuah surat “Kepada sahabatku, Rosa Abendanon. Bahasa mana sebenarnya, meskipun kita kuasai dengan baik, dapat mengutarakan getaran jiwa setepat-tepatnya, bahasa semacam itu tidak ada, hanya ada bahasa yang ajaib yang tak terucapkan, yang tak berwujud kata-kata maupun lambang huruf, tetapi artinya dapat dipahami oleh siapapun yang memiliki perasaan. Bahasa yang demikian itu adalah bahasa mata yang suci nan bersih, cermin jiwa yang cerah. Saya sangat sayang pada kaum wanita, saya menaruh hati pada nasibnya. Karena dia tidak dihargai dan ditindas seperti yang masih terdapat pada banyak negeri dalam abad yang terang ini. Tertanda, Kartini.” Tiba-tiba Kartini datang. Kartini “Rosa...” Rosa “Kartini..” Rosa menggapai tangan Kartini Kartini “Apa kau datang bersama Stella dan Van Kol? Mana mereka?” Rosa “Mereka tak bersamaku Kartini.” Kartini “Mengapa? Apa mereka sakit? Atau mereka pergi bersama?” Rosa “Tidak Kartini. Perlu kau mengerti. Stella, Van Kol dan juga diriku akan pergi ke Belanda. Kami akan memulai pendidikan yang lebih tinggi disana.” Kartini “Rosa.. Jangan katakan jika kau akan meninggalkanku Rosa. Aku mengerti, kau pasti akan membawaku bersama kalian kan?” Rosa “Maafkan kami Kartini. Tapi kami memang harus meninggalkanmu. Kami tau Ayahmu tak akan mengijinkanmu pergi ke Belanda.” Kartini “Lalu bagaimana denganku? Apa kau tau Rosa, seorang bangsawan Rembang telah datang kepada Ayahku. Dia ingin meminangku, Rosa. Dan Ayahku pun menyetujuinya. Sedangkan aku? Aku akan berhenti bersekolah.” Rosa “Kartini, aku tau ini berat bagimu. Tapi terimalah Kartini, karena ini adalah adat istiadatmu.” Kartini “Jadi Rosa? Kau tak lagi mempedulikanku?” Rosa “Bukan itu maksudku Kartini. Tapi ini adalah perintah dari Ayahmu. Dan kau pun pasti lebih mengerti bagaimana sikap Ayahmu itu.” Kartini “Rosa, bawalah aku bersamamu. Agar aku bisa tetap bersekolah. Dan aku pun tak perlu menerima pinangan dari bangsawan Rembang itu.” Rosa “Maafkan aku Kartini, tapi aku tak bisa melakukannya. Dan sekaranglah waktunya untukku pergi, Kartini.” Kartini “Tapi Rosa... Rosa...” Rosa meninggalkan Kartini. Namun Kartini berusaha mengejarnya. STEP 3 Narator Kepedihannya kini benar-benar tak terungkapkan. Masa sekolahnya harus terhenti dan dengan tiba-tiba para sahabatnya meninggalkan Kartini. Di dalam hati Kartini masih tersimpan secercah harapan untuk belajar. Hari-harinya ia isi dengan menulis surat kepada Tuan dan Nyonya Abendanon yang merupakan orangtua dari sahabatnya. Mereka telah seperti orangtua Kartini. Kartini terus bercerita tentang kehidupannya yang tak lagi bersekolah itu. Hingga Tuan Abendanon pun memberikan beasiswa kedokteran kepadanya. Kartini “Ayah.. Ayah.. Aaayyyyyaaaaaaaaahhhhh” Kartini berteriak Ayah Kartini “Ada apa Nak? Apa yang membuatmu senang seperti ini? Tak pantas seorang gadis berteriak seperti itu!” Kartini “Ayah, aku mendapatkan beasiswa kedokteran di Belanda. Berhari-hari aku menulis dan berkirim surat tentang pendidikanku Ayah, dan kini aku mendapatkan beasiswa untuk belajar di Belanda.” Ayah Kartini “Darimana kau mendapatkannya?” Kartini “Dari Tuan Abendanon, dia adalah ayah dari sahabatku. Ayah, ijinkan aku untuk pergi ke Belanda.” Ayah Kartini “Tidak Kartini, pendidikan itu memang penting. Apalagi dengan beasiswamu itu Ayah mengerti kau tak akan merepotkan. Tapi Kartini, untuk seorang wanita tak pantas untuk berpendidikan yang berlebihan.” Kartini “Ayah bilang ini berlebihan? Apa maksud Ayah? Aku hanya ingin bersekolah, Ayah.” Ayah Kartini “Ah sudahlah. Perintahku tetap sama dan tak bisa kau rubah. Kartini, Raden Aryo Singgih telah datang dan bermaksud menemuimu.” Aryo Singgih menghampiri Ayah Kartini dan Kartini. Ayah Kartini “Kemarilah Raden. Akan kutinggalkan kalian berdua. Bicaralah pada Kartini” Kartini “Ayahh..” Kartini mencoba memanggil Ayahnya, namun tak dihiraukan Raden Aryo Singgih “Kartini, bisakah aku meminta waktumu sebentar?” Kartini “Jika aku berkata tidak pun, aku tau kau akan menyita sebagian waktuku.” Raden Aryo Singgih “Kartini, tentunya kau telah mendengar ini dari Ayahmu. Bahwa aku ingin meminangmu.” Kartini “Berhenti membicarakan apa yang telah kuketahui Raden. Bukankah kau pun tau, untuk berbicara tentang hal meminang kau hanya perlu mengutarakannya pada ayahku. Sedangkan ayahku pun tak meminta kesediaan dari diriku.” Raden Aryo Singgih “Mungkin yang kau katakan itu memang benar Kartini. Tapi perlu kau ketahui, aku meminangmu karna aku mencintaimu.” Kartini “Cinta?? Kau bilang sebuah hasrat untuk memiliki adalah cinta? Sederhana sekali pemikiranmu itu Raden.” Raden Aryo Singgih “Tapi memang itulah yang aku rasakan Kartini.” Kartini “Itulah bedanya cinta yang kau miliki dengan cinta yang ada pada diriku Raden.” Raden Aryo Singgih “Aku tak mengerti maksud perkataanmu itu Kartini.” Kartini “Berbicara tentang cinta, dalam diri ini pun tersimpan sebuah cinta Raden. Namun cinta yang kupunya bukanlah cinta seperti yang kau anggap. Cinta ini bukanlah sekedar ingin memiliki. Cinta yang kusimpan sejak lama, adalah cinta yang tertuju pada mereka, pada kaum wanita.” Raden Aryo Singgih “Kartini, apa maksudmu? Aku benar-benar tak mengerti.” Kartini “Raden, jawablah pertanyaanku dahulu. Jika kau memiliki cinta pada seseorang, apa yang akan kau lakukan untuk mendapatkannya?” Raden Aryo Singgih “Tentu akan aku perjuangkan cintaku, Kartini.” Kartini “Begitu pula cinta ini Raden, aku pun ingin memperjuangkan cintaku. Aku ingin memerdekakan kaumku dari kebodohan. Dan untuk itu, tentunya akupun harus berpendidikan Raden.” Raden Aryo Singgih “Kini aku mengerti, Kartini. Tapi, bagaimana dengan ayahmu? Bukankah ia ingin agar kau menikah? Dan akupun menginginkan agar kau menikah denganku.” Kartini “Ayahku menikahkanku karna kau yang meminangku, Raden. Ini semua ada pada dirimu.” Raden Aryo Singgih “Jadi kau ingin agar aku membatalkan pinanganku?” Kartini “Tentu Raden. Memang itu yang aku inginkan. Aku ingin tetap bersekolah. Dan cara satu-satunya agar aku dapat bersekolah adalah menolak pinangan ini.” Raden Aryo Singgih “Lalu bagaimana dengan cintaku Kartini? Tak pantaskah aku merasakan cinta? Ini tak adil. Kartini, biarkan aku memperjuangkan cintaku ini. Aku berjanji akan berbicara pada ayahmu tentang keinginanmu untuk bersekolah.” Kartini “Lalu bagaimana jika ayahku tetap melarangku untuk bersekolah?” Raden Aryo Singgih “Baiklah, jika ayahmu tetap melarang, aku akan tetap mendukung cita-citamu itu. Akan kudirikan sekolah sebagai tempat untukmu belajar dan mengajar.” Kartini “Apakah ini cukup untuk meyakinkanku, Raden?” Raden Aryo Singgih “Iya Kartini, kau bisa memegang janjiku. Jika nanti aku mengingkarinya, kau berhak melakukan apapun yang kau mau.” Kartini “Jika memang benar ucapanmu itu, akan kupercayai kata-katamu. Dan akan kuterima pinanganmu Raden.” Raden Aryo Singgih “Terimakasih Kartini.” Kartini “Aku yang memang harus berterimakasih atas kebaikanmu Raden. Terimakasih.” Raden Aryo Singgih “Terimakasih kembali Kartini. Aku akan pergi menemui ayahmu sekarang juga” Raden Aryo Singgih meninggalkan Kartini. Kartini “Kupanjatkan syukur pada-Mu, Tuhan. Entah apa rencana-Mu. Tapi dengan kehendak-Mu aku akan kembali mengenyam pendidikan yang sempat kutinggalkan. Dan aku berjanji, aku akan menjunjung harkat kaumku. Akan kuperjuangkan pendidikanku bersama kaum wanita. Akan kudapatkan hakku bersama mereka. Dan akan kurubah dunia ini menjadi lebih baik lagi.” monolog Narator Inilah janji Kartini. Inilah cita-citanya. Memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan apa yang seharusnya ia dan kaumnya dapatkan. Dan beruntunglah kalian, para kaum wanita. Yang kini telah merasakan apa yang seharusnya didapatkan. Gunakan dan perjuangkanlah hak kalian sebagaimana mestinya. === THE END ===
SosokRaden Ajeng Kartini memang dikenal cerdas, independen, serta memiliki pendirian yang kuat. Semasa hidupnya, dia dikenal sangat gig Ini 10 Kutipan Inspiratif dari RA Kartini. Selasa, 21 April 2020 - 09:08:00 WIB. Cetak. dari drama-drama pembunuhan yang paling kejam." (Kartini, 6 November 1899). 0% found this document useful 0 votes170 views4 pagesDescriptionBagoosss bangga akuOriginal Titlenaskah drama Kartini Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes170 views4 pagesNaskah Drama KartiniOriginal Titlenaskah drama Kartini Jump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Polapikir kritis RA Kartini tidak dapat dipisahkan dari pergaulan 'lintasbudaya' sejak dini. Hingga usia 12 tahun, Kartini menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Eropa yang diutamakan untuk orang-orang Eropa. Dia menggunakan bahasa Belanda dalam menulis surat kepada para sahabat-sahabat penanya yang juga orang-orang Eropa.

- Raden Ajeng Kartini adalah sosok inspiratif yang ulang tahunnya dirayakan secara nasional sebagai Hari Kartini. Sosoknya sangat identik dengan emansipasi wanita sehingga dianggap berjasa bagi bangsa Indonesia. Jika Kartini tak memperjuangkan hak wanita agar bisa setara dengan pria, tak bisa dibayangkan bagaimana wanita Indomesia mengisi hari setelah kemerdekaan. Tak heran, bnayak orang yang terinspirasi dengan sosoknya dan membuat film untuk mengenang Kartini. Yuk kita simak lagi, 3 film yang pernah dibuat demi mengingat lagi perjuangan RA Kartini di tanah air. Kartini 2017Film Kartini yang disutradari oleh Hanung Bramantyo ini dimainkan ole banyak bintang populer. Dian Sastro mendapat keberuntungan untuk memerankan sosoknya yang kalem dan inspiratif. Baca Juga Petualangan Sherina HUT Ke-23, Yura Yunita Beri Hadiah Remake Lagu Lihatlah Lebih Dekat Selain memiliki kemiripan dari segi fisik, sosok Dian Sastro juga dianggap cerdas dan sesuai dengan karakter RA Kartini yang kritis dan berpikir maju. Kamu sudah nonton film yang tayang tahun 2017 lalu ini? Poster film Kartini. Dok GoogleSurat Cinta untuk Kartini 2016Setahun sebelum Kartini rilis, ada sebuah film yang juga didedikasikan untuk RA Kartini. Berbeda dengan film Kartini karya Hanung, film ini bertema fiksi alias tidak sesuai dengan kisah nyata. Diperankan oleh Rania Putisari yang memerankan Kartini, film ini bercerita tentang wanita yang mendirikan sekolah untuk rakyat kecil dan memberikan perhatiannya untuk kaum wanita di tanah air. Diceritakan juga jika Kartini jatuh cinta dengan sosok Sarwadi yang diperankan oleh Chicco Jerikho namun cinta keduanya kandas karena Kartini menerima pinangan Bupati Rembang. Surat Cinta untuk Kartini. Youtube/MNCP MovieRA Kartini 1982Di tahun yang lebih lawas, ada film Kartini karya sutradara Sjumandjaya yang berjudul 'RA Kartini'. Film ini bisa mengambil kisah dari buku biografi Kartini karya Sitisoemandari Soeroto. Baca Juga 4 Film Action Barat Paling Menegangkan dan Wajib Kamu Saksikan! Diperankan oleh Yenny Rachman, film ini menceritakan tentang kehidupan Kartini dari kecil hingga tutup usia di umur 25 tahun. Sederet artis lain yang juga memainkan peran di film ini adalah Adi Kurdi dan bambang Hermanto.

Kartini" modern yang muncul dari serial drama Reply 1988 bernama Sung Bo Ra. Karakter Sung Bo Ra dianggap sebagai sosok "Kartini" modern karena sikapnya yang tangguh, pekerja keras dan semangat. Dalam serial drama tersebut diceritakan bahwa Sung Bo Ra merupakan anak pertama yang sangat memahami kondisi keuangan keluarga. JAKARTA, Kartini merupakan sebuah film biografi dari tokoh emansipasi wanita, Kartini, yang dibesut oleh sutradara Hanung Bramantyo pada 2017. Film ini menjadi penampilan ketiga Kartini di layar lebar setelah biografi Kartini 1984, dan kisah fiksi asmara Kartini, Surat Cinta Untuk Kartini 2016. Bercerita tentang Kartini Dian Sastrowardoyo yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah Christine Hakim menjadi orang terbuang dirumahnya juga 10 Film Indonesia Rekomendasi Netflix yang Wajib Ditonton Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah, Raden Sosroningrat Deddy Sutomo yang mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun. Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang baik ningrat atau bukan, terutama hak pendidikan untuk juga Sinopsis Film Mengejar Matahari, Kisah Pahit Manis Persahabatan, Tayang di RCTI+ Bersama dengan kedua saudarinya, Roekmini Acha Septriasa dan Kardinah Ayushita, Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara. Di samping perjuangannya, ia juga harus menghadapi masalah pribadinya. Ia juga harus mendobrak tradisi yang telah ada selama turun-temurun. Baca juga Sinopsis Lovely Man, Raihaanun Mencari Ayahnya yang Hilang, 17 September di Netflix Tradisi apa saja yang Kartini dobrak pada saat itu? Temukan jawabannya di film Kartini 2017 yang tayang di Netflix 17 September 2020. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
RadenAjeng Kartini lahir di Mayong, Jepara tanggal 21 April 1879. Ayahnya R.M. Aryo Sosroningrat, wedana Jepara dan ibunya Mas Ayu Ngasirah, selir ayahnya. Kartini mendapat pendidikan yang sama seperti adik-adiknya maupun kakak-kakaknya lain ibu.
NASKAH DRAMA KARTINI 1. Kartini Cerdas,Gemar Membaca,Patuh pada Orangtua.Lilis,Iva 2. Ayah Kartini Bijaksana,Taat Pada Hukum Adat. Khotim Raden Mas Adipati Ario Ardi Atomo 3. Ibu Kartini Baik,Penyayang,Taat Pada Hukum Adat. Mayang Ngasirah 4. Suami Kartini Pengertian, Penyayang. Evita Adipati Ario 5. Abendanon Orang Belanda,Baik,Bijaksana. Dewi 6. Murid Kartini 1 Wanita Pribumi. Nanda 7. Murid Kartini 2 Wanita Pribumi. Milaya DRAMA Adegan. 1 Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka.Narator Lilis - Kamar Kartini merenung di dalam kamar, mengingat perkataan Ayahnya yang melarangnya untuk bersekolah lagi karena menurut adat istiadat wanita seumurannya sudah dipingit. Kartini sedih, kesal, dan masih ingin bersekolah lagi untuk menambah pengetahuan dan teman. Ruang Tamu Khotim Bertolak Pinggang Marah “Kamu itu sudah waktunya untuk dipingit, kamu itu perempuan. Tidak harus sekolah tinggi-tinggipun tidak apa-apa.” Iva Menatap Ayah sedih “Tapi Romo. Aku ingin mempunyai banyak pengetahuan dan juga banyak teman apa itu salah!.” Mayang Membelai rambut Kartini “Kanjeng Ibu mengerti maksud kamu Cah Ayu, tapi adat istiadat itu ndak boleh dilanggar.” Adegan. 2 Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian 12 tahun Kartini sudah dipingit. Dalam masa pingitannya ini Kartini banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Narator Lilis - Kamar Kartini membaca buku. Perlahan membuka lembaran-lembaran buku dan kertas lain satu persatu kemudian menunduk. “Seandainya saja aku bisa sekolah pasti akan ada banyak ilmu yang bisa kudapat dan bisa memiliki banyak teman.” Afifah, pengisi suara Adegan. 3 Suatu hari tepatnya pada tanggal 4 Oktober 1901Kartini menuliskan sebuah surat kepada Abendanon dan Ny. Abendon “Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam Sunatullah sendiri ke tangannya menjadi ibu, mendidik manusia yang pertama-tama”. Adegan 4 Pada 12 November 1903 saat usianya 24 tahun kartini kemudian dinikahkan dengan bupati Rembang Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Keinginan Kartini terus memperjuangkan pendidikan untuk kaum wanita tidak berhenti sampai disitu. Kartini meminta izin pada suaminya untuk membuka sekolah bagi kaum wanita. Dan suaminyapun mendukung.Narator Evita Duduk Membaca Koran Lilis Berdiri Disamping Suami “Kalo aku buat sekolah wanita disini, menurut kang mas bagaimana?.” Evita Masih Membaca Buku “Yok wis, ra opo – opo. Itu keinginan yang bagus. Aku setuju – setuju saja.” Adegan. 5 Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia. Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Lilis Memegang buku,mengajar dalam ruang kelas“Bagaimana, sudah mengerti?.” Nanda Mencoba memahami “Sudah , Terima Kasih ya mba yu.” Milaya Bangkit Berdiri “Wis ,aku pulang dulu sudah sore.” Lilis “Iya Benar, Milaya Pimpin doa yo.” - Pada 13 September 1904 anak pertama Kartini dilahirkan anak itu diber nama Soesalit, namun sayang pada 17 September 1904 Kartini Wafat. Beberapa hari setelah melahiorkan anak pertamanya. Ia meninggal pada usia 25 Tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. - Akhirnya berkat kegigihan dan dukungan dari suaminya Kartini mendirikan sekolah wanita pada tahun 1912 di Semarang kemudian Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Dewi- Ruang Tamu - Setelah Kartini Wafat, Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat – surat yang ditulis oleh Kartini kepada kawan – kawannya di Eropa. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Dewi Membereskan kertas - kertas yang berserakan “Semua ini adalah pengalaman berharga.” - Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang. Walaupun Kartini sudah meninggal namun perjuangannya untuk kaum wanita akan tetap terus berlanjut. Kartinilah yang membuat terjadinya perubahan pada kaum wanita saat ini. Emansipasi wanita telah terjadi. Perjuangan selanjutnya akan dilanjutkan oleh seluruh wanita Indonesia selanjutnya. -Selamat Jalan Raden Ayu. Jasamu takkan dilupakan- Ini hanya naskah drama singkat. Sobatdeul bisa mengembangkan ceritanya kok... Sekian, Terimakasih Moga Bermanfaat
RadenAdjeng Kartini (21 April 1879 - 17 September 1904) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Nusantara. Ia adalah seorang aktivis Indonesia terkemuka yang mengadvokasi hak-hak perempuan dan pendidikan perempuan.
XkX2cFr.
  • 3809x2v77o.pages.dev/33
  • 3809x2v77o.pages.dev/142
  • 3809x2v77o.pages.dev/296
  • 3809x2v77o.pages.dev/456
  • 3809x2v77o.pages.dev/202
  • 3809x2v77o.pages.dev/549
  • 3809x2v77o.pages.dev/8
  • 3809x2v77o.pages.dev/186
  • drama tentang ra kartini